Daerah Tingkat II Kotamadya Pangkalpinang merupakan salah satu Kotamadya yang letaknya di Pulau Bangka. Daerah ini berada pada 106 ° 4' sampai dengan 106° 7' Bujur Timur dan garis 2° 4' Lintang Selatan dengan luas daerah seluruhnya 89,40 Km2.
Kotamadya Pangkalpinang mempunyai fungsi sebagai pusat pengembangan pembangunan Bangka-Belitung yang meliputi :
1. Pusat Pemerintahan dan
pemukiman penduduk.
2. Pusat perdagangan dan industri.
3. Pusat pelayanan sosial serta distribusi barang dan jasa.
4. Pusat administrasi penambangan timah.
5. Pusat lembaga keuangan.
lklim
Pangkalpinang iklimnya tergolong tropis basah Type A dengan variasi hujan antara 74 - 411 mm per bulan selama tahun 1996, dengan jumlah hari hujan rata-rata 15 hari setiap bulanya. Bulan yang terkering adalah bulan Juli dan September.
Hawa dipengaruhi oleh laut, baik angin maupun kelembabannya. Suhu udara rata-rata selama tahun 1996 bervariasi antara 25,5° sampai dengan 27,7°. Sedangan kelembaban berkisar antara 80 persen sampai 89 persen.
Topografi
Kotamadya pangkalpinang berada pada ketinggian 30 - 50 meter dari permukaan laut dengan permukaan wilayah umumnya tidak rata (bergelombang dan berbukit). Secara morfologi daerahnya berbentuk cekung sehingga memberikan dampak negatif, yaitu rawan banjir terutama pada musim hujan atau pengaruh pasang-surut air laut melalui Sungai Rangkui yang membelah Kota Pangkalpinang. Disamping Sungai Rangkui terdapat juga Sungai Pedindang di bagian selatan, dimana kedua sungai ini berfungsi sebagai saluran utama pembuangan air hujan kota yang mengalir ke Sungai Baturusa dan berakhir di Laut Cina Selatan.
Pengunaan tanah berdasarkan luas wilayah dirinci, yaitu lahan kering untuk pertanian 1.225 Ha (tanaman bahan makanan, perkebungan rakyat, perikanan dan hutang rakyat). Lahan yang sementara tidak diusahakan seluas 921 Ha, dan lahan kering lainnya yang dimanfaatkan untuk pemukiman adalah seluas 4.928 Ha.
Keadaan Tanah
Rata-rata PH tanah dibawah 5, dengan jenis tanah umumnya Podzolik Merah Kuning. Sedangkan pada sebagian kecil daerah rawa, jenis tanahnya asosiasi Alluvial, Hydromorf dan Glayhumus serta Regosol Kelabu muda yang berasal dari endapan pasir dan tanah liat. Keadaan tanah yang demikian kurang cocok untuk ditanami padi, tetapi masih memungkinkan untuk ditanami jenis palawija. Pada daerah pinggiran, yaitu Desa Tuatunu Kecamatan Tamansari dan Desa Air Itam Kecamatan Bukit Intan, cukup potensial menghasilkan lada dan karet.
Jarak Antara Kecamatan
Berdasarkan morfologinya dapat dikatakan batasan wilayah Kotamadya Pangkalpinang menyerupai bentuk belah ketupat. Sisi diagonal terpanjang merupakan arah utara dan selatan, dan jarak terjauh dari garis ini adalah 8 Km. Sedangkan sisi diagonal lainnya merupakan arah barat dan timur, dan bila ditarik garisnya, maka jarak yang terdekat dari barat ke timur ini adalah 5,5 Km.
Bila dibandingkan dengan
daerah-daerah di sekitar perbatasan Kotamadaya Pangkalpinang,
maka dapat dirinci jarak tempuhnya sebagai berikut :
1. Pangkalpinang - Merawang = 12
Km
2. Pangkalpinang - Sungailiat = 32 Km
3. Pangkalpinang - Belinyu = 86 Km
4. Pangkalpinang - Sungai Selan = 38 Km
5. Pangkalpinang - Pangkalan Baru =7 Km
6. Pangkalpinang - Payung = 90 Km
7. Pangkalpinang - Koba = 58 Km
8. Pangkalpinang - Toboali = 125 Km
9. Pangkalpinang - Lepar Pongok = 150 Km
10. Pangkalpinang - Mendo Barat = 12 Km
11. Pangkalpinang - Kelapa = 64 Km
12. Pangkalpinang - Jebus = 90 Km
13. Pangkalpinang - Mentok = 138 Km